Berni Kusumardani

Untuk kepala yang runyam karna memikirkan apa-apa yang jelas belum terjadi, istirahatlah ketakutanmu hanya akan membuatmu semakin berprasangka buruk. tidak baik membiarkan dirimu lelah karna isi kepalamu sendiri. tenangkanlah, ini sudah larut malam. harusnya dapat melarutkan fikiran-fikiran berlebihmu.  sudah yaa, istirahat. selamat tidur. mari benarkan hatimu dalam berharap. 

Kalau kamu lelah gapapa istirahat dulu, tenang, aku menunggu kamu balik lagi.  kau tak perlu jauh-jauh membanggakan dunia, ada yang lebih penting dari itu, yaitu dirimu. banggakan dirimu terlebih dahulu. bertekadlah, gunakan iman-imanmu. fokus pada pembelajaran diri. aku takkan kemana-mana, Tuhanmu apalagi, yang punya segala rencana.  Teruntuk diriku sendiri, jangan terlalu khawatir pada sesuatu yang belum terjadi. tolong kamu butuh fikiran yang tenang.  Selama kau percaya yang kau lakukan adalah baik, selama kau punya keimanan untuk hal-hal yang kau yakini baik, maka lakukanlah. bukan berarti ketika perjalannamu gak mudah, Allah gak restuin. Allah pengin kamu belajar terus, Allah pengin lihat seberapa serius kamu di sini.  Teruntuk diriku sendiri, tak usah iri dengan kehidupan orang lain, yang bahkan kau tak tau baik dan buruknya. pikirkanlah walau harus berkali kali, kau diberikan hidup untuk disyukuri.  Untuk yang paling kusayang, diriku sendiri, maaf. selama

Sebuah kisah... Dalam sebuah siklus kehidupan, ada masanya manusia jenuh terhadap dunia. merasa yang dikejar tak kunjung dapat atau bahkan banyak sekali luka yang di dapat.  Suatu ketika, ia didapatkan luka yang mungkin berkali kali ia rasakan. tetapi ia sama sekali tidak marah pada Tuhannya. fikirnya, "ini karna ulahku sendiri" Ia mencoba memahami pelan pelan, "maksudnya apa" kenapa berkali kali melukai? dengan mengontrol emosi, ia berusaha untuk tetap anggun, tidak gegabah, tetap tenang dan lembut.  Dering telfon berbunyi....ternyata dari orang yang melukainya. ia berusaha tetap baik, apapun yang sudah dilakukannya. ia mengangkat telfon itu. "maaf, apakah kamu ingin tau satu alasan?" ucap dia (orang yang melukainya). Tidak! sudah cukup. "Baiklah" jawab dia. seketika itu telfon langsung mati.  Tidak ada yang difikirkan  selain menerima. tidak mencoba ingin tahu sebab tidak mau terluka terlalu jauh. aku fikir ia

Mengungkapkan Cinta Bagaimana caramu mengungkapkan cinta?  Apakah ini tentang sepasang kekasih yang sedang merindu, atau tentang karangan puisi indah, bahkan tentang pemberian bunga dan coklat yang manis, atau rasa nyaman saat berada disampingnya?  Semudah itukah mendeskripsikan cinta? kalau begitu mari kita lihat manusia yang mampu membuat penduduk langit gembira, saat mereka tengah mengungkapkan cinta. Saat Abu Bakar menahan rasa sakit digigit ular di dalam kegelapan gua, demi Rasulullah SAW bisa tertidur lelap. juga saat Abu Bakar memberikan seluruh harta, waktu, dan pikirannya tanpa sisa demi perjuangan Rasulullah SAW. aku melihat cinta.  Saat Siti Khadijah, perempuan konglomerat, penuh kehormatan dan karir yang gemilang, mau menghabiskan seluruh hartanya untuk dakwah juga rela menemani Rasulullah SAW hidup menderita dalam tekanan embargo. aku melihat cinta Saat ku lihat Asma, yang tengah mengandung tua mendaki bukit terjal berbatu belasan kilomete

kisah manusia memang rumit menggegam suatu komitmen pun tidak mudah badai yang datang seakan menghapus impian yang sudah dirajut seringkali, kecewamu membuat buta akan kebaikan yang lebih dulu ada entahlah, aku bingung. ternyata semua kebaikan yang saling diberikan terlupakan begitu saja, saat salah satu membuat kecewa. kenapa? kenapa rasa kecewa membuatmu buta pada kebaikan yang lebih dulu ada? dengar! kecewa itu tidak apa, kita kan manusia. yang apa apa adalah ketika kamu jadi buta, menyalahkan siapa saja seolah paling terluka.